Sabtu, 23 Oktober 2010

ACTOR NETWORK THEORY (ANT)


Apa itu ACTOR NETWORK THEORY (ANT)

Ahli Pencetusnya adalah Bruno Latour ”Reassembling the Social – An Introduction to Actor-Network-Theory”.

Dalam pengantar dan profile bukunya, Bruno mengatakan demikian :

“Everyone seems to know with what sort of forces and in which sort of materials the social world is made. I have always been struck, on the contrary, by the huge gap between the vast variety of attachments with which people elaborate their different worlds and the limited repertoire we possess in social science to account for them. I found this gap widening even more when I began, thirty years ago, to provide a social explanation of scientific practice. While most people said such an enterprise was clearly non sense; while some of my close colleagues claimed it was, if not easy, at least feasible within the normal limits of the humans sciences, a few friends and I decided to take the enormous difficulties of this task as the occasion to rethink the notions of society and of social explanation. Starting from the new insights of science studies, we have since explored many other domains from technology to health, from market organisations to art, from religion to law, from management to politics. This alternative way of practicing sociology has been called Actor-Network-Theory or ANT. Although it has been widely used, it has also been largely misunderstood — in part because of the ambiguity of the word ‘social’. To clarify those misunderstandings, I thought useful to write an introduction to this small school of thought — or rather to propose my own version of it. In this book I show why sociology may be construed as the science of associations and not only as the science of the social”
 
Bruno mengatakan bahwa ketika memulai penelitian tentang teory jaringan aktor sangat sulit. “Saya menemukan kesenjangan ini melebar sejak saya memulainya tiga puluh tahun yang lalu, untuk memberikan penjelasan sosial praktek ilmiah. Sementara kebanyakan orang lain mengatakan usaha semacam itu jelas tidak masuk akal, sedangkan beberapa rekan dekat saya menyatakan bahwa hal itu, tidak mudah, sebagian mereka mengatakan upaya ini setidaknya layak dalam batas-batas normal ilmu-ilmu manusia, beberapa teman dan saya memutuskan untuk mengambil kesulitan besar tugas ini sebagai kesempatan untuk memikirkan kembali pengertian tentang masyarakat dan penjelasan sosial”
Apa inti permasalahannya? yaitu mendudukkan dan memperjelas sisi mesin atau sisi fisik dari sebuah teknologi dan pemanfaatannya.

Orlikowski pernah mencoba membagi dua teknologi menjadi: technological artifact dan technology-in-practice. menjelasakan dari sisi sebagai artefak, jelaslah bahwa teknologi terlihat ‘berbentuk fisik’, sementara ’praktik berteknologi’ terlihat sebagai aktivitas manusia (tentang technologi practice) bagaimana menggunakannya. 

Tugas kita sekarang adalah bagaimana menjelaskan kaitan antara teknologi sebagai artefak (disain, prosedur, mekanisasi, proses kerja) dengan praktik penggunaannya oleh masyarakat (seperti norma, aturan, kebiasaan, tujuan hidup).

Pandangan Strukturasi, mulai dikritisi karena masih menyisakan banyak persoalan yang tidak bisa dijelaskan. Nah, dari kritik-kritik itulah ( kekurangan-kekurangan terhadap pandangan strukturasi) lahir serangkaian teori yang disebut ANT alias Actor Networks Theory.

Michel Callon dan Bruno Latour, sangat berjasa dalam sumbangan pemikiran tentang ANT, walaupun ANT bukan teori yang spesifik dikembangkan untuk memahami teknologi informasi, tetapi teori ini membantu banyak peneliti teknologi dan sistem informasi dalam memahami praktik teknologi sebagai sebuah jaringan antar manusia dan antar aktor. Inti dari teori ini menyatakan bahwa segala hal dapat dilihat sebagai keterkaitan antar aktor (manusia dengan manusia, manusia dengan non-manusia, non-manusia dengan non-manusia). Di dalam teori ini, secara kasarnya, manusia maupun non-manusia (misalnya komputer atau artefak teknologi lainnya) adalah sama, “duduk sama rendah, berdiri sama tinggi”. Sekalipun Michel Callon menyatakan teknologi hanya alat, namun sangat tidak konsisten, karena dalam analisa ANT,  mendudukkan mesin dan teknologi sebagai artafak yang sejajar manusia.

Pandangan dalam bidang informasi dan perpustakaan, ANT dianggap cocok untuk menjelaskan kaitan antara artefak dan konteks sosial, termasuk proses penyesuaian antara karakteristik teknologi dan kemauan manusia. Dengan teori ini, maka semua aktor, baik dari pihak artefak maupun dari pihak pemanfaat atau pengguna, masuk dalam hitungan. Contoh dalam aplikasinya sehari-hari, misalnya kita ingin mengkaji penerapan teknologi komputer dalam bentuk perpustakaan digital (digital libraries) di perguruan tinggi, maka kita memberikan perhatian yang adil, baik terhadap disain teknologi mapun pemanfaatannya oleh mahasiswa .  Teori-teori yang berkategori ANT dapat membantu para peneliti memahami bagaimana ide, nilai, atau pun norma masyarakat manusia tertanam di dalam sebuah teknologi. Perhatikanlah bahwa biar bagaimana pun juga ANT adalah “teori sosial”, sehingga teknologi tetap dianggap sebagai bagian dari manusia.

Kelebihan ANT dibandingkan strukturasi terletak pada pengakuan yang cukup pada peran disain dan tujuan pembuatan alat padahal keduanya manusialah yang menjadi aktornya, karena lebih memberi perhatian bahwa ide datang dari peran masyarakat pengguna.

Perhatikan baik-baik bahwa  ANT, membantu peneliti sistem informasi dapat memasukkan tahap-tahap teknis dalam pengembangan sebuah aplikasi komputer di sebuah organisasi manusia, dan dapat melihat proses pengembangan itu sebagai sebuah jaringan antar aktor yang saling memengaruhi satu sama lain.
Dengan demikian maka teori-teori yang merujuk ke ANT ini memandang teknologi dalam satu kesatuan yang berasal dari bagian-bagian kecil proses terbentuknya sebuah teknologi.   Teknologi tidak hanya berarti sebuah artefak, danataupun tidak terkekang pada cara pemanfaatannya, tetapi menyangkut secara keseluruhan adanya modifikasi dan negosiasi yang terus menerus antara keduanya, yang melibatkan berbagai aktor baik berupa manusia maupun material.

TEKNOLOGI DIGITAL SEBAGAI CIKAL BAKAL LAHIRNYA NEW MEDIA

Pendahuluan

New Media merupakan istilah baru pada 5 tahun terakhir yang menandai datangnya sebuah era baru yang disebut “ERA DIGITAL”. Apa itu digital? Kata ‘Digital’ itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata digitus yang berarti jari jemari. Artinya bahwa jumlah jari-jemari manusia adalah 10, dan angka 10 terdiri dari angka 1 dan 0 , oleh karena itu Digital merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Semua sistem komputer menggunakan sistem digital yang ditandai dengan angka o dan 1 sebagai basis datanya yang biasa disebut juga dengan istilah Bit (Binary Digit).

Teori Digital mengandung sebuah konsep ilmu pengetahuan baru yaitu sebagai dasar perkembangan Teknologi dan Sains yang menampilkan sebuah perubahan pesat dan drastis dari yang bersifat manual menjadi otomatis dan dari yang bersifat rumit menjadi ringkas (mengutamakan device shortcut).
System Digital adalah sebuah metode yang kompleks dan fleksibel sehingga sangat menolong umat manusia dalam segala bidang kehidupan. Teori Digital selalu berhubungan dengan konten yang mutahir menjadi sebuah sistem informasi . System Digital sebagai dasar atas lahirnya konten media (yang didalamnya ada sistem informasi yang tak terbatas) dan sekarang dikenal sebagai New Media.
Dengan demikian Media Baru adalah konten yang terbentuk dari kreatifitas dan interaksi manusia dengan teknologi digital.

Budaya Teknologi dapat diartikan sebagai perilaku (behaviour) dan kebiasaan (habit) hidup masyarakat dalam pemanfaatan teknologi untuk mencapai tujuan dan makna kehidupan sehari-hari. Terbentuknya komunitas baru pengguna teknologi, sebagai akar lahirnya kultur baru dalam masyarakat. Tanpa disengajapun kita hidup sangat tergantung pada teknologi saat ini. Ketergantungan satu sama lain dalam sebuah komunitas sosial masyarakat, mengharuskan kita menyesuaikan diri. Jika dalam satu komunitas tertentu telah menggunakan teknologi sebagai solusi kehiduan mereka, mau tidak mau individu yang berhubungan dengan komunitas tersebut akan mengikutinya. Sebagai contoh bahwa setiap orang sangat mudah memiliki sebuah alat komunikasi yang disebut handphone, dimana dulu sekitar tahun 1995, Handphone (HP) merupakan alat mewah yang sulit dimiliki oleh setiap orang, karena selain harga mahal dan juga karena penggunaannya yang dianggap terlalu canggih, belum layak untuk dimilki setiap orang. Tetapi sejalan dengan waktu dan tuntutan komunikasi antar personal yang didorong juga oleh gaya hidup, maka alat ini (HP) telah menjadi alat yang hampir setiap orang di kota besar (sudah mulai merambah di desa-desa) telah memilikinya.

Perilaku masyarakat menggunakan alat bantu telekomunikasi itu, menjadi ‘habit’ (kebiasaan) bahkan telah menuju tingkat kebutuhan primer, artinya ketergantungan terhadap alat komunikasi ini sangat tinggi. Handphone yang diartikan juga sebagai telepon genggam, sekarang ini sudah tidak dipandang sebagai alat yang istimewa karena alasan life style (gaya hidup). Tetapi alasan untuk memilikinya adalah untuk kepentingan bisnis, efesiensi dan efektifitas berkomunikasi.


PERGESERAN NILAI

Konvergensi yang terjadi pada media sebagai bukti adanya pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat. Hal ini dibentuk oleh perpaduan antara loncatan pengetahuan para pembuat konten dan kemampuan pengetahuan pengguna yang disebut user. Pergeseran nilai ini didorong oleh efesiensi, politik dan ekonomi, yang dikendalikan oleh pemilik modal. Didukung oleh adanya teknologi yang memungkinkan sebuah alat yang dapat digunakan untuk multi application, ini yang disebut sebagai onestop solution bagi pengguna.

Dengan adanya aksesbilitas yang memadai untuk mengirim data dari provider kepada user, maka konten-konten media yang berisi informasi (news) dapat diakses secara online. Inilah bukti nyata yang tidak bisa dibendung oleh media cetak dan media elektronik, bahwasanya teknologi digital telah memasuki era “internet Protokol Based” (IP BASED) sehingga terjadilah konvergensi yang sangat drastis. Realita lainnya adalah, cara beriklan turut mengalami konfergensi, menjadi berubah karena masyarakat sudah berubah dalam memanfaatkan teknologi. Sekarang hampir semua orang memiliki telepon genggam (HP), telah merubah perilaku dan cara berkomunikasi dalam masyarakat awam menjadi masyarakat yang melek teknologi. Dari kebiasaan memakai telepon koin di pinggir jalan (masih ada sampai tahun 2003) sampai kepada mengirim surat via pos (digantikan oleh SMS) dan masih banyak contoh konkrit lainnya dala aplikasi transfer data dan video misalnya.

Akhirnya, masyarakat berharap bahwa teknologi adalah solusi bagi kehidupannya. Ketergantungan terhadap teknologi menjadi sangat tinggi karena penggabungan berbagai aplikasi yang bisa diinstal di dalam (alat) misalnya koputer atau Smartphone. Kalau dulu ketika pertama sekali HP itu keluar aplikasinya masih sangat sederhana dan sangat terbatas, seputar voice dan SMS (Short Message Service) saja. Tetapi nyatanya sekarang ini, teknologi HP telah mengalami modifikasi yang luar biasa cepat, itu semua karena permintaan pasar, adanya kebutuhan dan peluang yang memungkinan untuk ‘delivery data interne’t dalam kapasitas yang cukup memadai. Perkembangan ini telah membuat industry telekomunikasi menjadi ramai dan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sehinggga industry telekomunikasi berlomba-lomba melakukan peningkatan fasilitas dan service seperti Iphone dan Android yang diusung oleh Samsung, semuanya dia sebut sebagai SMART PHONE. Kemungkinan besar internet akses melalui handphone tidak bisa dibendung sekali pun berakibat pada bisnis lain seperti media cetak (majalah dan Koran). Karena selain jaringan internet di HP memadai untuk akses media online, juga perkembangan pembuatan konten media sangat pesat. Telah dirasakan oleh masyarakat efeknya sangat menolong manusia sebagai makhluk social. Budaya membaca koranpun bergeser dengan cepat sekali kepada kebiasaan membaca berita di dalam media online. Kita dapat merasakan langsung akibatnya terhadap oplah percetakan surat kabar dan majalah (perlu dukungan data penelitian tentang menurunnya oplah percetakan). Selain itu juga bahwa dengan adanya jaringan internet dalam HP Smart Phone maka pengguna begitu mudahnya mengakses website dan melihat / membaca berita online melalui handphone bahkan iklan-iklan lainnya yang telah disediakan oleh website yang bisa dibaca setiap saat.


DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

Dengan tersedianya infrastruktur telekomunikasi yang semakin hari semakin berkembang, seperti komitmen dari salah satu operator “Telkomsel” saat ini bahwa seluruh desa dan kecamatan se Indonesia akan terjangkau oleh jaringan telkomsel. Telah mendorong orang desa menggunkan handphone (HP) selayaknya orang diperkotaan. Berarti orang-oang desapun akan mengakses berita online melalui fasilitas handphone mereka. Masyarakat menyambut baik teknologi ini, sekalipun masih belum ada pemerataan yang signifikan dari sisi pengetahuan dan etika serta pemahaman hukum sebagai ekses dari teknologi ini sendiri. Peran pemerintah dituntut untuk menyediakan sarana edukasi tentang manfaat teknologi serta efek new media yang merasuk ke dalam kehidupan masyarakat. Disin lain masyarakat sangat tertolong jika mengetahui cara pemanfaatan fasilitas jaringan dan konten tersebut, misalnya upaya peningkatan usaha dan produk dari daerah pedesaan. Biaya pemasaran dan iklan menjadi murah dengan hanya membangun website produk setiap daerah.

Sekarang masyarakat bisa menonton TV melalui jaringan di HP, artinya konsep dari TV kabel akan terancam dengan adanya perkembangan aplikasi new meida ini setiap hari. Siaran TV yang dulu menggunakan frekuensi khusus dengan biaya sangat besar untuk menjangkau TV di desa terpencil. Teknologi Transmisi analog pada frekuensi tertentu, bisa menjangkau jarak jauh sehingga memungkinkan sistem media penyiaran lebih mudah dalam mentransmisi pesan-pesannya kepada masyarakat. Ketika TV kabel muncul, pola layanan dan sikap masyarakat berubah, dimana yang dulunya gratis, sekarang berbayar. Idealnya memang TV itu berbayar, agar operatornya jangan bangkrut karena biaya transmisi sangat mahal. Menangkap peluang itu maka teknologi TV kabel sudah mampu dibuat menjadi IP Based sehingga memungkinkan audiens dapat mengakses siaran melalui internet. Hal ini membuat tatanan baru dalam masyarakat agar mampu menyesuaikan diri menggunakan media baru tersebut.
New Media telah menjadi lahan baru dalam dunia bisnis di era tahun 2010, didukung oleh pemahaman tentang keterbukaan, regulasi dan kebebasan berekspresi dengan kratif yang tak terbatas. Selain itu disebabkan juga oleh semakin meningkatnya pembangunan infrastuktur jaringan internet akses. Pembangunan konten juga harus dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan dan permintaan masyrakat. Indonesia termasuk Negara yang sangat terlambat dalam membangun konten yang sesuai dengan kondisi social budaya. Justru konten dari luar seperti Amerika dan Eropa yang menguasainya. Sementara masyarakat kita belum siap menghadapinya.

Budaya Teknologi dalam media baru ini tidak bisa dibendung lagi, suka atau tidak suka masyarakat
Indonesia harus dengan lapang dada menerimanya. Bagaimana mengantisipasinya pada generasi kita, diperlukan kearifan dan kemampuan daya cipta yang besar dari setiap individu. Misalnya edukasi pemakaian jejaring social seperti facebook, twiter dan lain-lain. Bagaimana agar kita mampu menciptakan sesuatu yang baru dan dapat mewariskannya kepada anak-cucu kelak. Daya cipta itu harus di simpan dalam suatu server dan bisa diakses dari jaman ke jaman oleh setiap generasi kita.


KESIMPULAN

Dalam rangka memanfaatkan New Media, masyarakat dituntut agar mampu memahami apa itu teknologi yang mendukung proses penyampaian pesan (konten) kepada masyarakat. Proses edukasi penguasaan teknologi tersebut telah menciptakan masyarakat baru dalam kebiasaan yang baru, yaitu budaya teknologi yang mampu memahami apa itu arti media baru, apa gunanya dan apa efeknya bagi kehidupan manusia.


PUSTAKA :
Arnold Pacey (1999) Meaning of  Technology, MA: MIT Press
Arnold Pacey (1985), Culture of  Technology, MA: MIT Press
KOMPASINDO
Dipankara (May 21, 2012) : Jakob Utama, Rajai Bisnis Media Tanpa Jumawa,

Anwar Arifin, Rema Karyanti Soenendar  (2011) : Sistem komunikasi Indonesia, Simbiosa Rekatama Media

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN


Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan seperti halnya pada bidang pendidikan. Pada awalnya komputer dimanfaatkan di sekolah sebagai penunjang kelancaran pekerjaan bidang
administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access.
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran.

Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya · Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi.

Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan dengan
cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa
dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
  •   Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang  terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.

2. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan seharihari secara mandiri dan lebih percaya diri.

3. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan seharihari.

4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.

5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah seharihari.
  •   Beberapa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diantaranya:
1. Presentasi

Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan, dengan menggunakan OHP atau chart. Peralatan yang digunakan sekarang biasanya menggunakan sebuah komputer/laptop dan LCD proyektor. Ada beberapa keuntungan jika kita memanfaatkan TIK diantaranya kita bisa menampilkan animasi dan film, sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan memudahkan siswa untuk menangkap materi yang kita sampaikan. Software yang paling banyak digunakan
untuk presentasi adalah Microsoft Powerpoint


2. Demonstrasi

Demontrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan di depan kelas, misalnya eksperimen. Kita bisa membuat suatu film caracara melakukan suatu kegiatan misalnya cara melakukan pengukuran dengan mikrometer yang benar atau mengambil sebagian kegiatan yang penting. Sehingga dengan cara ini siswa bisa kita arahkan untuk melakukan kegiatan yang benar atau mengambil kesimpulan dari kegiatan tersebut.


3. Virtual Experiment

Maksud dari virtual eksperimen disini adalah suatu kegiatan laboratorium yang dipindahkan di depan komputer. Anak bisa melakukan beberapa eksperimen dengan memanfaatkan software virtual eksperimen misalnya Crocodile Clips. Metode ini bisa digunakan jika kita tidak mempunyai laboratorium IPA yang lengkap atau digunakan sebelum melakukan eksperimen yang sesungguhnya.


4. Kelas virtual

Maksud kelas virtual di sini adalah siswa belajar mandiri yang berbasiskan web, misalnya menggunakan moodle.
b � g k p � �� dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi Meskipun demikian ada pula dampak negatifnya antara lain;1.   terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan2.   Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.


Bidang Sosial dan Budaya

Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat
  1. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
  2. Meningkatnya rasa percaya diriKemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri  sebagai suatu  bangsa  akan  semakin  kokoh.  Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
  3. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatip pada aspek budaya:
Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.

Pola interaksi antar manusia yang berubah      Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.


Bidang Pendidikan

Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:
  1. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
  2. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
  3. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka
Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses  pendidikan antara lain:

Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.      Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lai

Bidang politik

Timbulnya kelas menengah baruPertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini akan mendorong munculnya kelas menengah baru. Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat. Dapat diramalkan, kelas menengah baru ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.
Proses regenerasi kepemimpinan.Sudah barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan. Nafas kebebasan dan persamaan semakin kental.

Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan kemajuan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru.