Sabtu, 23 Oktober 2010

ACTOR NETWORK THEORY (ANT)


Apa itu ACTOR NETWORK THEORY (ANT)

Ahli Pencetusnya adalah Bruno Latour ”Reassembling the Social – An Introduction to Actor-Network-Theory”.

Dalam pengantar dan profile bukunya, Bruno mengatakan demikian :

“Everyone seems to know with what sort of forces and in which sort of materials the social world is made. I have always been struck, on the contrary, by the huge gap between the vast variety of attachments with which people elaborate their different worlds and the limited repertoire we possess in social science to account for them. I found this gap widening even more when I began, thirty years ago, to provide a social explanation of scientific practice. While most people said such an enterprise was clearly non sense; while some of my close colleagues claimed it was, if not easy, at least feasible within the normal limits of the humans sciences, a few friends and I decided to take the enormous difficulties of this task as the occasion to rethink the notions of society and of social explanation. Starting from the new insights of science studies, we have since explored many other domains from technology to health, from market organisations to art, from religion to law, from management to politics. This alternative way of practicing sociology has been called Actor-Network-Theory or ANT. Although it has been widely used, it has also been largely misunderstood — in part because of the ambiguity of the word ‘social’. To clarify those misunderstandings, I thought useful to write an introduction to this small school of thought — or rather to propose my own version of it. In this book I show why sociology may be construed as the science of associations and not only as the science of the social”
 
Bruno mengatakan bahwa ketika memulai penelitian tentang teory jaringan aktor sangat sulit. “Saya menemukan kesenjangan ini melebar sejak saya memulainya tiga puluh tahun yang lalu, untuk memberikan penjelasan sosial praktek ilmiah. Sementara kebanyakan orang lain mengatakan usaha semacam itu jelas tidak masuk akal, sedangkan beberapa rekan dekat saya menyatakan bahwa hal itu, tidak mudah, sebagian mereka mengatakan upaya ini setidaknya layak dalam batas-batas normal ilmu-ilmu manusia, beberapa teman dan saya memutuskan untuk mengambil kesulitan besar tugas ini sebagai kesempatan untuk memikirkan kembali pengertian tentang masyarakat dan penjelasan sosial”
Apa inti permasalahannya? yaitu mendudukkan dan memperjelas sisi mesin atau sisi fisik dari sebuah teknologi dan pemanfaatannya.

Orlikowski pernah mencoba membagi dua teknologi menjadi: technological artifact dan technology-in-practice. menjelasakan dari sisi sebagai artefak, jelaslah bahwa teknologi terlihat ‘berbentuk fisik’, sementara ’praktik berteknologi’ terlihat sebagai aktivitas manusia (tentang technologi practice) bagaimana menggunakannya. 

Tugas kita sekarang adalah bagaimana menjelaskan kaitan antara teknologi sebagai artefak (disain, prosedur, mekanisasi, proses kerja) dengan praktik penggunaannya oleh masyarakat (seperti norma, aturan, kebiasaan, tujuan hidup).

Pandangan Strukturasi, mulai dikritisi karena masih menyisakan banyak persoalan yang tidak bisa dijelaskan. Nah, dari kritik-kritik itulah ( kekurangan-kekurangan terhadap pandangan strukturasi) lahir serangkaian teori yang disebut ANT alias Actor Networks Theory.

Michel Callon dan Bruno Latour, sangat berjasa dalam sumbangan pemikiran tentang ANT, walaupun ANT bukan teori yang spesifik dikembangkan untuk memahami teknologi informasi, tetapi teori ini membantu banyak peneliti teknologi dan sistem informasi dalam memahami praktik teknologi sebagai sebuah jaringan antar manusia dan antar aktor. Inti dari teori ini menyatakan bahwa segala hal dapat dilihat sebagai keterkaitan antar aktor (manusia dengan manusia, manusia dengan non-manusia, non-manusia dengan non-manusia). Di dalam teori ini, secara kasarnya, manusia maupun non-manusia (misalnya komputer atau artefak teknologi lainnya) adalah sama, “duduk sama rendah, berdiri sama tinggi”. Sekalipun Michel Callon menyatakan teknologi hanya alat, namun sangat tidak konsisten, karena dalam analisa ANT,  mendudukkan mesin dan teknologi sebagai artafak yang sejajar manusia.

Pandangan dalam bidang informasi dan perpustakaan, ANT dianggap cocok untuk menjelaskan kaitan antara artefak dan konteks sosial, termasuk proses penyesuaian antara karakteristik teknologi dan kemauan manusia. Dengan teori ini, maka semua aktor, baik dari pihak artefak maupun dari pihak pemanfaat atau pengguna, masuk dalam hitungan. Contoh dalam aplikasinya sehari-hari, misalnya kita ingin mengkaji penerapan teknologi komputer dalam bentuk perpustakaan digital (digital libraries) di perguruan tinggi, maka kita memberikan perhatian yang adil, baik terhadap disain teknologi mapun pemanfaatannya oleh mahasiswa .  Teori-teori yang berkategori ANT dapat membantu para peneliti memahami bagaimana ide, nilai, atau pun norma masyarakat manusia tertanam di dalam sebuah teknologi. Perhatikanlah bahwa biar bagaimana pun juga ANT adalah “teori sosial”, sehingga teknologi tetap dianggap sebagai bagian dari manusia.

Kelebihan ANT dibandingkan strukturasi terletak pada pengakuan yang cukup pada peran disain dan tujuan pembuatan alat padahal keduanya manusialah yang menjadi aktornya, karena lebih memberi perhatian bahwa ide datang dari peran masyarakat pengguna.

Perhatikan baik-baik bahwa  ANT, membantu peneliti sistem informasi dapat memasukkan tahap-tahap teknis dalam pengembangan sebuah aplikasi komputer di sebuah organisasi manusia, dan dapat melihat proses pengembangan itu sebagai sebuah jaringan antar aktor yang saling memengaruhi satu sama lain.
Dengan demikian maka teori-teori yang merujuk ke ANT ini memandang teknologi dalam satu kesatuan yang berasal dari bagian-bagian kecil proses terbentuknya sebuah teknologi.   Teknologi tidak hanya berarti sebuah artefak, danataupun tidak terkekang pada cara pemanfaatannya, tetapi menyangkut secara keseluruhan adanya modifikasi dan negosiasi yang terus menerus antara keduanya, yang melibatkan berbagai aktor baik berupa manusia maupun material.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar